Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
gambar banner

Sosialisasi Pencegahan Perundungan Bersama The Founders dan Satuan Pendidikan Kemendikbudristek

Sosialisasi Pencegahan Perundungan Bersama The Founders dan Satuan Pendidikan
Sosialisasi Pencegahan Perundungan Bersama The Founders dan Satuan Pendidikan

Sosialisasi Pencegahan Perundungan

Sejak tahun 2021, Kemendikbudristek melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) telah bekerjasama dengan UNICEF dan stakeholder lainnya untuk pencegahan perundungan.

Kali ini Puspeka menggandeng The Founders sebuah wadah berbagi dan berjejaring bagi para founder dari berbagi komunitas untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan perundungan ini selama 3 hari sejak 22-24 April 2024 di Harris Hotel Tebet dan juga hybrid melalui zoom meeting.

Tercatat selain dari satuan pendidikan, ada 34 founder komunitas termasuk Ibuku Content Cretor (ICC) yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Komunitas lainnya yaitu MOM Academy, Female Digest, Sidina Community dan Lembaga Komite Sekolah Nasional (LKSN) serta Generasi Sadar Bakat.

Hari pertama kegiatan ini dibuka oleh Ketua Puspeka yaitu Rusprita Putri Utami, S.E, M.A. "Masalah perundungan atau bullying adalah masalah yang harus dituntaskan oleh berbagai pihak karena ini menjadi tanggung jawab bersama agar tidak menjadi hambatan bagi generasi mendatang di masa depan" ungkap Rusprita.

Berdasarkan Asesmen Nasional Kemendikbudristek pada tahun 2022, tercatat 36,31% peserta didik berpotensi mengalami perundungan. Oleh karena itu, saat ini sebanyak 3 juta guru belajar untuk pencegahan perundungan demi perbaikan pendidikan di Indonesia yang bermitra dengan Sidina Community dan materi pembelajaran dapat diakses di merdekadarikekerasan.kemendikbud.go.id.

Apa Itu Perundungan?

Selanjutnya di sesi berikutnya, peserta sosialisasi diberikan materi terkait pencegahan perundungan yang disampaikan oleh Fauzia Firdanisa selaku perwakilan dari UNICEF Indonesia.

"Perundungan adalah perilaku buruk yang diulang-ulang untuk menyakiti korban karena pelaku merasa memiliki relasi kuasa" papar Fauzia saat memberikan materi perundungan. Ada beberapa jenis perundungan yang kerap terjadi yaitu verbal, sosial (relasional), fisik, dan cyberbullying.

Perundungan verbal misalnya adalah perilaku burk dengan mencemooh atau mengejek anak yang dirundung dengan panggilan yang tidak pantas dan merendahkan. Kemudian untuk perundungan jenis sosial atau relasional adalah secara sengaja dengan terang-terangan atau diam-diam menjauhi individu yang dirundung sehingga dapat menimbulkan stigma.

Jenis perundungan berikutnya adalah perundungan secara fisik seperti memukul, merusak properti dan sejenisnya. Terakhir adalah jenis perundungan secara cyberbullying yaitu melakukan perundungan di dunia maya baik secara anonim maupun terang-terangan.

Ada banyak penyebab dan dampak dari perundungan baik dari sudut pandang pelaku maupun korban. Namun pola asuh dan ketimpangan menjadi penyebab yang kerap mengakibatkan terjadinya perundungan.

Selain itu dampak negatif dari perundungan sangat merugikan baik bagi pelaku maupun korban. Mulai dari penurunan prestasi akademik, kesehatan fisik dan mental yang buruk hingga berakibat adanya keinginan untuk mengakhiri hidup.

Memutus Rantai Perundungan di Sekolah

Oleh sebab itu, Heni Andy Hermanoe selaku Dewan Penasehat The Founders dalam sesinya yaitu Memutus Mata Rantai Bullying di Sekolah menyampaikan komitmen The Founders untuk berpartisipasi dan berkolaborasi dalam pencegahan perundungan melalui program berkelanjutan dengan target 100 komunitas bergerak ke 100 lembaga pendidikan untuk memutus rantai perundungan di sekolah.

Roots Indonesia

Kegiatan ini kemudian ditutup oleh Agus Mohammad Solihin perwakilan dari Puspeka Kemendikbudristek yang memaparkan materi terkait gambaran umum program Roots Indonesia. Roots Indonesia merupakan program pencegahan perundungan yang mengajak seluruh civitas satuan pendidikan untuk menjadi agen perubahan.

Saat ini lebih 10 ribu satuan pendidikan dari jenjang SMP, SMA, SMK telah mengikuti Bimtek Roots Indonesia. Kemudian ada lebih dari 20 ribu guru yang telah mengikuti bimtek yang telah tersebar di 38 provinsi. Program Roots Indonesia dilaksanakan di sekolah yang difasilitasi oleh guru secara berkala setiap pekannya.

Materi program Roots Indonesi terdiri dari beberapa modul dan meteri lainnya yang dapat diakses melalui situs cerdasberkarakter.kemendikbud.go.id maupun media sosial resmi Kemendikbudristek.

Dari kegiatan Sosialisasi Pencegahan Perundungan ini pula terdapat kesepatan dan tindak lanjut dari The Founders maupun satuan pendidikan yang mengikuti serangkaian acara sosialisasi. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat menekan angka perundungan di Indonesia.

Bumin ICC
Bumin ICC Ibuku Content Creator adalah wadah para ibu yang aktif menggunakan sosial media sebagai aktualisasi bahwa seorang ibu juga bisa berkarya dan menjadi content creator

Posting Komentar untuk "Sosialisasi Pencegahan Perundungan Bersama The Founders dan Satuan Pendidikan Kemendikbudristek"